Idul Fitri di Raja Ampat 2022 : Indahnya Toleransi





 Akhirnya saya sampai pada penghujung bulan Ramadan yakni Idulfitri atau lebaran. Hari raya umat islam yang sangat saya nantikan.

Bicara soal lebaran, tahun ini perayaan Idulfitri memberikan kesan yang berbeda. Lebran di Raja Ampat memberikan saya makna tentang indahnya toleransi.

Biasanya kalau di pulau Jawa, momen salat Idulfitri ramai banget kan. Nah, lain halnya dengan di Raja Ampat. 

Karena, mayoritas masyarakat di sini beragama non islam, sehingga jamaah salat Idulfitri pun tidak teralu banyak seperti di Jawa.

Momen salat Idulfitri juga penting, selain untuk menunaikan ibadah, salat Idulfitri juga menjadi momen silaturrahmi antar tetangga atau keluarga. 

Dimana tetangga atau keluarga yang biasanya jarang kita temui atau sibuk bekerja, bisa bertemu dimomen lebaran atau salat Idulfitri. Di tahun ini saya ga merasakan momen itu.

Karena, saya belum lama tinggal di Raja Ampat, jadi belum banyak kenalan di sini. Di komplek perumahan tempat saya tinggal pun yang muslim hanya 10 orang saja.

Bisa saya katakan bahwa muslim di Raja Ampat merupakan minoritas. Meskipun demikian, toleransi beragama di Raja Ampat sangat tinggi.

Hal itu tampak dari kontribusi masyarakat non islam dalam membantu melancarkan momen Idulfitri. Sayang, banget saya ga banyak memotret di momen lebran tahun ini.

Banyak pemuda gereja setempat yang membantu dalam mengatur lalu lintas dan keamanan tempat ibadah dan tempat salat Idulfitri. Begitupun saat hari raya umat beragama lainnya, masyarakat muslim saling membantu. 

Ga lengkap yaa kalau lebaran tanpa halalbihalal. Acara maaf-memaafkan ini biasanya diadakan di rumah atau di tempat lainnya. Dimana kita berkumpul dan saling meminta maaf satu sama lain. 

Nah, kalau di sini, khususnya di perumahan tempat saya tinggal, masyarakat non islam lah yang bertamu dan berkunjung ke rumah saya.

Mereka membawa satu keluarga untuk halalbihalal di rumah kerabat yang beragama islam. 

Tidak sedikit anak-anak non islam berkunjung ke rumah saya. Dengan semangat dan lantang di depan rumah mengucapkan, "Selamat lebaran, Tante Ilma," dengan senyum cerah merayakan momen lebaran di rumah kami yang sederhana. 

Ditemani dengan opor ayam dan berbincang hangat. Semua happy di momen lebaran meski tak seiman. Dengan rasa toleransi yang ada di sini membuat hati saya hangat dan tidak kesepian.

Dalam hati saya mengucap syukur, betapa baiknya Allah ke saya. Setidaknya, Dia memberikan saya kehangatan lebaran meski jauh dari keluarga. 

Nyatanya di sini ada keluarga baru yang dengan tulus memberikan kasih di momen Idulfitri, meski tak seiman, namun harap dan doa kami aminkan bersama. Semoga bisa bertemu di momen Ramadan dan Idulftri berikutnya.

Selamat Idulfitri semua. Mohon maaf lahir dan batin yaaa. 

Salam hangat,


Ilma de Sabrini


Komentar

Postingan Populer